Jangan Abaikan Imunisasi Rutin Anak Meski Pandemi Covid-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 juga berimbas pada jadwal imunisasi anak . Tidak sedikit orang tua yang ragu membawa anaknya ke rumah sakit atau puskesmas untuk melakukan imunisasi karena takut tertular virus yang sudah menginfeksi jutaan orang di seluruh dunia ini.
Imunisasi merupakan layanan kesehatan yang penting untuk melindungi orang-orang yang rentan dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Memberikan imunisasi secara tepat waktu, orang-orang tersebut dan masyarakat dapat tetap terlindungi dan kemungkinan terjadinya wabah PD3I berkurang.
Dokter Spesialis Anak/ITAGI, Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, SpA (K), Msi menyatakan semua negara mengakui imunisasi itu aman dan bermanfaat, untuk mencegah sakit berat, cacat, dan kematian.
“Oleh karena itu, negara-negara berusaha memberikan vaksin gratis kepada rakyatnya, supaya bayi balita anak hingga remaja terhindar dari kesakitan dan kematian,” ujar Prof. Soedjatmiko beberapa waktu lalu.
Penyakit seperti difteri, campak, pneumonia, masih ada dan perlu ditekan penularannya. Sebelum pandemi Covid-19, banyak bayi yang terancam oleh penyakit tersebut. Sementara di masa pandemi Covid-19 seolah-olah penyakit tersebut berkurang.
“Tapi sebenarnya apabila vaksinasi tidak dilakukan lengkap, terutama bagi bayi-bayi yang lahir sejak tahun 2020, bisa berpotensi ada wabah baru selain Covid-19," jelas Prof. Soedjatmiko.
Menurut Communication for Development Specialist UNICEF, Rizky Ika Safitri, Indonesia telah melakukan survei di awal pandemi bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Di mana ada lebih dari 5.000 posyandu dan puskesmas yang sudah mengaku mengalami gangguan seperti sebagian layanan imunisasi rutin terhenti, orang tua khawatir membawa anak untuk diimunisasi karena pandemi Covid-19.
Untuk itu, pemerintah melalui Kemenkes mengeluarkan panduan tentang pelayanan imunisasi di puskesmas dan posyandu. Ada empat hal yang menjadi poin penting. “Harus jaga jarak, dipisah antara pasien Covid-19 dan bukan, jadwalnya diatur agar datang tidak berkerumun, dan ditekankan untuk menjaga protokol 3M kepada semua nakes dan pasien yang ada di puskesmas dan posyandu,” kata Rizky.
Pekan imunisasi dunia yang dilaksanakan tiap pekan keempat bulan April menjadi momentum untuk mengingatkan kembali semua pihak baik pemerintah dan masyarakat tentang pentingnya imunisasi untuk mencegah kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat penyakit berbahaya yang sebenarnya bisa dicegah.
“Para tenaga kesehatan kita juga perlu intensif untuk mengingatkan masyarakat agar melengkapi imunisasi rutinnya. Apabila jumlahnya masih terbatas bisa kita bantu informasinya melalui kader, ibu-ibu PKK, bahkan melalui media sosial,” saran Prof. Soedjatmiko.
Imunisasi merupakan layanan kesehatan yang penting untuk melindungi orang-orang yang rentan dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Memberikan imunisasi secara tepat waktu, orang-orang tersebut dan masyarakat dapat tetap terlindungi dan kemungkinan terjadinya wabah PD3I berkurang.
Dokter Spesialis Anak/ITAGI, Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, SpA (K), Msi menyatakan semua negara mengakui imunisasi itu aman dan bermanfaat, untuk mencegah sakit berat, cacat, dan kematian.
“Oleh karena itu, negara-negara berusaha memberikan vaksin gratis kepada rakyatnya, supaya bayi balita anak hingga remaja terhindar dari kesakitan dan kematian,” ujar Prof. Soedjatmiko beberapa waktu lalu.
Penyakit seperti difteri, campak, pneumonia, masih ada dan perlu ditekan penularannya. Sebelum pandemi Covid-19, banyak bayi yang terancam oleh penyakit tersebut. Sementara di masa pandemi Covid-19 seolah-olah penyakit tersebut berkurang.
“Tapi sebenarnya apabila vaksinasi tidak dilakukan lengkap, terutama bagi bayi-bayi yang lahir sejak tahun 2020, bisa berpotensi ada wabah baru selain Covid-19," jelas Prof. Soedjatmiko.
Menurut Communication for Development Specialist UNICEF, Rizky Ika Safitri, Indonesia telah melakukan survei di awal pandemi bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Di mana ada lebih dari 5.000 posyandu dan puskesmas yang sudah mengaku mengalami gangguan seperti sebagian layanan imunisasi rutin terhenti, orang tua khawatir membawa anak untuk diimunisasi karena pandemi Covid-19.
Untuk itu, pemerintah melalui Kemenkes mengeluarkan panduan tentang pelayanan imunisasi di puskesmas dan posyandu. Ada empat hal yang menjadi poin penting. “Harus jaga jarak, dipisah antara pasien Covid-19 dan bukan, jadwalnya diatur agar datang tidak berkerumun, dan ditekankan untuk menjaga protokol 3M kepada semua nakes dan pasien yang ada di puskesmas dan posyandu,” kata Rizky.
Pekan imunisasi dunia yang dilaksanakan tiap pekan keempat bulan April menjadi momentum untuk mengingatkan kembali semua pihak baik pemerintah dan masyarakat tentang pentingnya imunisasi untuk mencegah kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat penyakit berbahaya yang sebenarnya bisa dicegah.
“Para tenaga kesehatan kita juga perlu intensif untuk mengingatkan masyarakat agar melengkapi imunisasi rutinnya. Apabila jumlahnya masih terbatas bisa kita bantu informasinya melalui kader, ibu-ibu PKK, bahkan melalui media sosial,” saran Prof. Soedjatmiko.
(dra)